Klasifikasi trauma kepala berdasarkan cedera kranioserebral dibagi dalam 3 kategori, yaitu :
1. Komosi serebri, gangguan fungsi neurologik ringan yang terjadi sesaat dengan gejala hilangnya kesadaran biasanya kurang dari 10 menit dengan atau tanpa disertai amnesia retrograd, mual, muntah, nyeri kepala, vertigo,dan tanpa adanya kerusakan struktur otak.
2. Kontusio serebri, gangguan fungsi neurologik dengan hilangnya kesadaran lebih dari 10-15 menit disertai kerusakan otak tetapi kontinuitas otak masih utuh.
3. Laserasio serebri, gangguan fungsi disertai kerusakan otak yang berat dengan fraktur tengkorak terbuka. Masa otak terkelupas ke luar dari rongga intrakranial.
Pencitraan otak dengan MRI memperlihatkan adanya kerusakan sruktural di batang otak dan substansia alba pada penderita komosio serebri. Di samping itu, 10-15% dari penderita komosio serebri mengalami sekuele ganguan fungsi kortikal luhur dalam waktu 3 bulan pasca cedera. Jelaslah bahwa komosio serebribukan merupakan suatu golongan yang homogen. Batasan komosio serebri juga mempunyai spektrum yang lebih luas sehimgga tidak memberikan pedoman yang berartisebagai pemandu penatalaksanaan yang mencerminkan gradasi dari triase yang harus dilaksanakan.
Ada pula klasifikasi cedera kranioserebral yang berdasarkan lamanya amnesia pasca-trauma seperti yang dikemukakan oleh Ritchie Russel sebagai berikut:
1. Sangat ringan : lama amnesia <5menit
2. Ringan : <1jam
3. Sedang : 1 hingga 24 jam
4. Berat : 1 hingga 7 hari
5. Sangat berat : >7 hari
6. Amat sangat berat : >4 minggu
Klasifikasi yang mendekati keadaan klinis adalah berdasarkan Glasgow Coma Scule (GCS), yaitu skala untuk menilai secara kuantitatif tingkat kesadaran seseorang dan kelainan neurolagis yang terjadi. Ada tiga aspek yang dinilai, yitu reaksi membuka mata (eye opening), reaksi berbicara (verbal respons), dan reaksi gerakan lengan serta tungkai (motor respons). Seperti yang diajukan oleh Rimel dkk adalah :
1. Cedera kranioserebral ringan (mild head imjury) bila GCS berkisar antara 13-15.
2. Cedera kranioserebral sedang (moderate head injury) bila GCS berkisar antara 9-12.
3. Cedera kranioserebral berat (severe head injury) bila skor GCS 8 atau kurang.
Apabila pada penderita dengan GCS 13-15 (cedera ringan) ditemikan hemato intrakranial, penderita dimasukkan dalam kelompok cedera kranioserebral berat. Interpretasi skor GCS dapat dikacaukan oleh keadaan yang ikut berperan dalam terjadinya cedera seperti intoksikasi alkohol. Konsentrasi alkohol dalam darah diatas 0,20% akan mempengarui penilaian GCS.
1. Komosi serebri, gangguan fungsi neurologik ringan yang terjadi sesaat dengan gejala hilangnya kesadaran biasanya kurang dari 10 menit dengan atau tanpa disertai amnesia retrograd, mual, muntah, nyeri kepala, vertigo,dan tanpa adanya kerusakan struktur otak.
2. Kontusio serebri, gangguan fungsi neurologik dengan hilangnya kesadaran lebih dari 10-15 menit disertai kerusakan otak tetapi kontinuitas otak masih utuh.
3. Laserasio serebri, gangguan fungsi disertai kerusakan otak yang berat dengan fraktur tengkorak terbuka. Masa otak terkelupas ke luar dari rongga intrakranial.
Pencitraan otak dengan MRI memperlihatkan adanya kerusakan sruktural di batang otak dan substansia alba pada penderita komosio serebri. Di samping itu, 10-15% dari penderita komosio serebri mengalami sekuele ganguan fungsi kortikal luhur dalam waktu 3 bulan pasca cedera. Jelaslah bahwa komosio serebribukan merupakan suatu golongan yang homogen. Batasan komosio serebri juga mempunyai spektrum yang lebih luas sehimgga tidak memberikan pedoman yang berartisebagai pemandu penatalaksanaan yang mencerminkan gradasi dari triase yang harus dilaksanakan.
Ada pula klasifikasi cedera kranioserebral yang berdasarkan lamanya amnesia pasca-trauma seperti yang dikemukakan oleh Ritchie Russel sebagai berikut:
1. Sangat ringan : lama amnesia <5menit
2. Ringan : <1jam
3. Sedang : 1 hingga 24 jam
4. Berat : 1 hingga 7 hari
5. Sangat berat : >7 hari
6. Amat sangat berat : >4 minggu
Klasifikasi yang mendekati keadaan klinis adalah berdasarkan Glasgow Coma Scule (GCS), yaitu skala untuk menilai secara kuantitatif tingkat kesadaran seseorang dan kelainan neurolagis yang terjadi. Ada tiga aspek yang dinilai, yitu reaksi membuka mata (eye opening), reaksi berbicara (verbal respons), dan reaksi gerakan lengan serta tungkai (motor respons). Seperti yang diajukan oleh Rimel dkk adalah :
1. Cedera kranioserebral ringan (mild head imjury) bila GCS berkisar antara 13-15.
2. Cedera kranioserebral sedang (moderate head injury) bila GCS berkisar antara 9-12.
3. Cedera kranioserebral berat (severe head injury) bila skor GCS 8 atau kurang.
Apabila pada penderita dengan GCS 13-15 (cedera ringan) ditemikan hemato intrakranial, penderita dimasukkan dalam kelompok cedera kranioserebral berat. Interpretasi skor GCS dapat dikacaukan oleh keadaan yang ikut berperan dalam terjadinya cedera seperti intoksikasi alkohol. Konsentrasi alkohol dalam darah diatas 0,20% akan mempengarui penilaian GCS.