Wednesday, January 9, 2008

keperawatan lanjut usia/gerontik

Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mampu mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan lmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang medis atau kesehatan pada umumnya sehingga dapat menngkatkan kualitas kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat dengan pertambahan yang cenderung lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan fasilitas kesehatan yang butuhkan hal ini dapat berakibat terhadap menurunya kualitas hidup lansia yang secara alamiah akan menimbulkan keluhan meliputi masalah fisik, mental, sosial, ekonomi, dan psikologis(Nugoho, 2000).Karena keterbatasan fasilitas pelayanan kesehatan juga karena himpitan faktor ekonomi tersebut sehingga lansia datang mencari pertolongan apabila penyakitnya sudah pada stadium lanjut
Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata – rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Sedangkan di Indonesia menurut sensus penduduk pada tahun 1980 jumlah penduduk secara keseluruhan adalah 147,3 juta, dari angka tersebut terdapat 16,3 juta orang (11%) yang berusia 50 tahun keatas, dan sekitar 6,3 juta orang (4,3%) berusia 60 tahun keatas. Dari angka 6,3 juta orang tersebut terdapat 822.831 (13,06%) orang tergolong jompo, yaitu lanjut usia yang memerlukan bantuan khusus.berdasarkan survey rumah tangga tahun 1980 morbiditas pada penduduk usia diatas 55 tahun sebesar 25,70%(Nugroho, 2000)
Proses menua adalah sesuatu yang alamiah terjadi dengan ciri – ciri terjadi kemunduran pada semua sistem tubuh lansia. Hal ini tentu akan menjadi pemicu terjadinya penyakit yang berhubungan dengan proses dementia itu sendiri. Jika tidak mendapat perawatan secara dini tentu akan tmbul komplikasi – komplikasi yang dapat mempercepat kematian.
Pemerintah bekerjasam dengan masyarakat telah berupaya menambah fasilitas kesehatan yang sangat membantu dalam penemuan kasus secara dini pada lansia yaitu denga dibukanya posyandu lansia, namun sayang upaya ini masih belum didukung oleh sumber daya manusia berkualitas sehingga pencapaian tujuan pendirian posyandu lansia belum terwujud.
Bertolak dari latar belakang tersebut diperlukan suatu cara untuk meningkatkan pengetahuan kader posyandu lansia dengan pelatihan pemeriksaan fisik yang sederhana.